Skip to main content

R A D I O




 “Make me your radio. Turn me up when you feel low. This melody was meant for you. Just sing along to my stereo..”
Gym Class Heroes - Stereo Hearts
      
          Jika Gym Class Heroes membuat lagu ini sebagai ungkapan kepada seorang kekasih, maka saya menganggap lirik lagu Stereo Heart ini sebagai ungkapan radio itu sendiri kepada diri saya. Membayangkan radio itu berbicara kepada saya, memanggil-manggil kemudian merayu untuk lekas menyalakan tombol play-nya. Menemukan frekuensi favorit saya, kemudian membiarkan telinga saya asik mendengar apa yang disajikan oleh para penyiar. Kira-kira begitulah rutinitas yang selalu saya lakukan, kurang lebih selama 12 tahun belakangan.
                 Sejak SD, saya tidak dibiasakan dengan kehadiran televisi dirumah. Jika orang tua saya diberi uang semiliyar pun, saya rasa tidak akan meluluhkan hati mereka untuk kemudian membawa layar persegi itu ke rumah kami. Televisi membuat orang mudah kecanduan, begitulah salah satu alasannya. Hingga akhirnya televisi tetanggalah yang kami manfaatkan. Dulu sekali, masih di masa SD, setiap malam minggu saya bermain ke rumah tetangga untuk sekedar menonton televisi dan bermain. Diluar itu, telinga saya hanya dihibur dengan suara radio sepanjang hari.
                Bisa dibilang, saat itu kami adalah pendengar setia 101.3 Prosalina FM. Saya masih sangat ingat, radio dirumah selalu menyala tepat pukul 5 pagi. Siaran sepagi itu biasanya menyajikan siraman rohani yang biasanya merupakan rekaman dari siaran salah satu televisi swasta. Memasuki pukul 6 pagi, biasanya kami mendengarkan siaran “Komentar Rakyat”. Di acara ini penyiar sibuk sekali mengangkat telepon dari para pendengar yang ingin memberi komentar dari isu yang dilempar oleh penyiar di awal acara. Saya tidak bisa mendengarkan siaran itu hingga selesai, kecuali saat saya sedang libur sekolah. Kurang lebih pukul 7 pagi, radio dirumah kami istirahat sejenak dan menyala lagi di sore hari setibanya kami di rumah.
                Saya paling suka mendengarkan radio di malam hari. Biasanya penyiar memutarkan lagu-lagu dari request para pendengarnya. Saya masih ingat, dulu saya senang sekali menelpon Prosalina FM untuk me-request lagu favorit saya. Sebagai bonusnya saya bisa sembari titip salam. Uniknya dari siaran radio ini, telinga kita tidak bisa dengan mudah memilih lagu apa yang ingin kita dengarkan, seperti saat kita mendengarkan lagu melalui music player di handphone. Seperti undian. Seru sekali menebak-nebak lagu apa yang akan diputar selanjutnya. Satu lagi, saya suka dengan radio di rumah. Karena saya bisa mengatur mode sleep seperti televisi. Membiarkan alunan musik dari radio itu membawa saya ke alam mimpi.
                Sampai saat ini, saya masih suka mendengarkan radio, meskipun hanya sesekali diwaktu saya hendak tidur saja. Dan meskipun hanya melalui aplikasi radio di handphone saya. Tapi saya selalu rindu. Rindu radio di rumah, meskipun kini televisi sudah menggantikan kedudukannya di ruang keluarga kami. Rindu ingin request, rindu ingin titip salam, rindu mendengarkan iklan tanpa wujud visual, rindu buru-buru tidur sebelum radio itu berhenti di mode sleep-nya. Ah, rindu sekali..









Comments

Popular posts from this blog

Ahmad (V)

“Sampai waktu membawaku kembali padamu. Perlahan mengikis luka dan cerita sendu. Lalu bersama memintai doa, kiranya diamini semesta.” Berdamai dengan diri sendiri adalah sesuatu yang sedang aku pelajari sejak kepergianmu saat itu. Aku marah padamu, bahkan juga pada Tuhan. Aku marah atas sikapmu. Aku marah pada keadaan. Aku marah, kenapa aku dipertemukan denganmu, kalau akhirnya kau pergi juga? Lalu apa bedanya kamu dengan sebelummu? Lalu lari kemana doa-doaku? Semakin aku marah, semakin aku ingin menjadi egois. Bersikeras untuk acuh kepadamu. Tidak peduli apapun cerita tentangmu. Tidak peduli dengan cibiran orang-orang. Seolah aku berdiri sendiri, menutup telinga dari saran-saran bijak sekalipun. Mereka hanya tidak tahu bagaimana rasanya, pikirku saat itu. Tapi semakin aku marah, justru hatiku semakin sakit. Justru aku tidak berhenti memikirkannya sepanjang hari. Dan justru aku diam-diam mencari tahu tentangmu, yang nyatanya membuatku semakin sakit. Lalu aku merasa ...

Sebelah Mata

Hari ini saya dan teman-teman foto angkatan untuk kedua kalinya. Pertanda bahwa kami sudah dipenghujung perjuangan menjadi seorang mahasiswa. Foto angkatan pertama kali, kami lakukan pada saat menjadi maba. Sengaja kami ambil spot foto yang sama, dengan tema yang sama, dan posisi duduk yang sama, dengan foto 3 tahun lalu. Sejenak saya pandangi teman-teman saya. Begitu banyak hal yang berubah selama 3 tahun ini. Dulunya, teman di depan saya ini tidak begitu memperhatikan penampilan. Tapi lihatlah! Sekarang malah dia yang selalu tampil stylist , bahkan untuk datang kuliah yang hanya 1 matkul sekalipun. Teman saya di ujung sana, dulunya pendiam sekali. Tapi lihatlah! Sekarang justru dia yang sibuk mengajak selfie bersama teman-teman yang lain. Ada lagi yang di sebelah saya ini. Dulu dia sukanya pakai celana jeans ketat. Tapi lihatlah! Bahkan sekarang saya sudah tidak bisa melihat gerak-gerik mulutnya saat dia berbicara . People change. And so do i. Saya flashback ke masa-masa s...

Tentang Sajadah

Hai Blogger! Assalamualaikum.. Apa kabar? Semoga Allah selalu memberikan kita karunia berupa kesehatan dan kekuatan dalam iman islam. Aamiin ya Rabb.. Alhamdulillah, kini tiba saatnya kita menyambut hari kemenangan. Setelah sebulan lamanya menahan lapar dan dahaga. Sebulan lamanya menahan diri dari godaan hawa nafsu dunia. Semoga Allah senantiasa menerima amal ibadah kita. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H ya :) Mohon maaf yg sebesar-besarnya jika ada salah kata dan tingkah laku yg kurang berkenan selama ini. Semoga Allah meluruhkan dosa-dosa kita. Aamiin.. Maaf, agaknya 2 postingan di awal hari ini terkesan sok alim nan suci. Sungguh tidak ada maksud demikian. Ah, biarlah Allah yang menilai. Jadi begini saudaraku, kali ini aku ingin membagi sedikit isi otak ku berkenaan dengan sholat ied nanti. Semoga yg sedikit ini bermanfaat ya. Ini tentang sajadah. Hingga detik ini, masih banyak orang-orang non muslim yang menginginkan perpecahan islam. Segala cara dilakukan, sepert...