Saya pikir setiap manusia akan selalu berusaha mencari penyelesaian dari masalahnya. Tapi tak jarang pula mereka yang membenarkan segala cara, hanya untuk menutupi kebenaran yang tidak bisa mereka terima. Dan mungkin saya pernah melakukannya, sengaja maupun tidak. Saya tidak tahu apakah kemudian solusi yang saya pilih ini benar adanya, atau saya hanya berlindung pada kebenaran yang saya setujui sendiri.
Saya tidak mau menjadi seorang pendendam. Saya tidak mau lagi lari dari seseorang. Saya ingin mencoba menghadapi semuanya. Bagaimana bisa? Bisa saja. Saya ingin mengembalikan semua kepada-Nya. Saya hanya yakin ini semua tidak lepas dari kehendaknya. Bahkan daun jatuh sekalipun, Ia ikut campur tangan. Terkesan naif? Biarlah. Karena hanya ini yang bisa saya lakukan. Ini tidak akan pernah benar-benar selesai, sampai saya benar-benar mengikhlaskan semuanya. Ini cara yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki diri saya sendiri.
Memikirkan lagi kejadian-kejadian menyedihkan, tidak membuat saya semakin ikhlas. Maka saya mulai memikirkan kejadian-kejadian yang bahagia saja. Yang menyedihkan, yang mengecewakan, biarlah menjadi pelajaran bagi saya. Saya memang gagal, tapi saya berproses. Apa-apa yang saya alami, pasti memiliki alasan kenapa bisa terjadi. Saya ganti kacamata saya. Setidaknya dengan itu bisa membuat saya lebih pandai bersyukur.
Saya ingin berdamai dengan diri saya. Saya ingin berdamai dengan kesalahan-kesalahan saya.
Berdamai dengan takdir saya.
Maka biarlah saya tumbuh menjadi apa adanya saya. Saya tidak ingin berdebat lagi mempermasalahkan siapa yang benar dan salah. Saya tidak bisa memaksakan seseorang untuk jujur kepada saya. Pun saya tidak bisa mencegah ketika mereka menunjukkan kenyataan yang sebaliknya. Saya tahu tidak ada yang tinggal diam atas itu semua.
Saya pernah sampaikan ini sebelumnya. Dan semoga ini yang akan terus saya ulangi. Saya ingin berterimakasih atas segala kasih yang saya terima selama ini. Indah sekali bila diingat. Dan biarlah tetap menjadi indah untuk dikenang.
Saya tidak bisa menyalahkan dan membenarkan. Pun saya tidak tahu bagaimana benar yang sebenarnya. Saya hanya tahu bahwa setiap manusia diciptakan dengan keunikannya masing-masing. Bahkan banyak yang merasa ataupun terlihat seperti memiliki dunianya masing-masing. Maka nikmatilah duniamu. Tidak ada yang tahu dunia siapa yang paling benar. Tapi kita masih bisa berusaha untuk mencari tahu. Karena hati harusnya tidak pernah menipu.
Kita tumbuh, kita berubah. Dan semoga akan selalu mengarah pada kebaikan, meskipun sempat menyimpang. Semoga lapang hati kita. Semoga semakin jujur dengan diri sendiri. Semoga selalu ada jalan untuk menyelesaikan apa yang belum selesai. Semoga tidak ada lagi yang sakit. Semoga, semoga dan semoga.
Biarlah menjadi solusi dari hati yang lara.
Jember, 12 Januari 2017 | 8.46 am
S.
Saya tidak mau menjadi seorang pendendam. Saya tidak mau lagi lari dari seseorang. Saya ingin mencoba menghadapi semuanya. Bagaimana bisa? Bisa saja. Saya ingin mengembalikan semua kepada-Nya. Saya hanya yakin ini semua tidak lepas dari kehendaknya. Bahkan daun jatuh sekalipun, Ia ikut campur tangan. Terkesan naif? Biarlah. Karena hanya ini yang bisa saya lakukan. Ini tidak akan pernah benar-benar selesai, sampai saya benar-benar mengikhlaskan semuanya. Ini cara yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki diri saya sendiri.
Memikirkan lagi kejadian-kejadian menyedihkan, tidak membuat saya semakin ikhlas. Maka saya mulai memikirkan kejadian-kejadian yang bahagia saja. Yang menyedihkan, yang mengecewakan, biarlah menjadi pelajaran bagi saya. Saya memang gagal, tapi saya berproses. Apa-apa yang saya alami, pasti memiliki alasan kenapa bisa terjadi. Saya ganti kacamata saya. Setidaknya dengan itu bisa membuat saya lebih pandai bersyukur.
Saya ingin berdamai dengan diri saya. Saya ingin berdamai dengan kesalahan-kesalahan saya.
Berdamai dengan takdir saya.
Maka biarlah saya tumbuh menjadi apa adanya saya. Saya tidak ingin berdebat lagi mempermasalahkan siapa yang benar dan salah. Saya tidak bisa memaksakan seseorang untuk jujur kepada saya. Pun saya tidak bisa mencegah ketika mereka menunjukkan kenyataan yang sebaliknya. Saya tahu tidak ada yang tinggal diam atas itu semua.
Saya pernah sampaikan ini sebelumnya. Dan semoga ini yang akan terus saya ulangi. Saya ingin berterimakasih atas segala kasih yang saya terima selama ini. Indah sekali bila diingat. Dan biarlah tetap menjadi indah untuk dikenang.
Saya tidak bisa menyalahkan dan membenarkan. Pun saya tidak tahu bagaimana benar yang sebenarnya. Saya hanya tahu bahwa setiap manusia diciptakan dengan keunikannya masing-masing. Bahkan banyak yang merasa ataupun terlihat seperti memiliki dunianya masing-masing. Maka nikmatilah duniamu. Tidak ada yang tahu dunia siapa yang paling benar. Tapi kita masih bisa berusaha untuk mencari tahu. Karena hati harusnya tidak pernah menipu.
Kita tumbuh, kita berubah. Dan semoga akan selalu mengarah pada kebaikan, meskipun sempat menyimpang. Semoga lapang hati kita. Semoga semakin jujur dengan diri sendiri. Semoga selalu ada jalan untuk menyelesaikan apa yang belum selesai. Semoga tidak ada lagi yang sakit. Semoga, semoga dan semoga.
Biarlah menjadi solusi dari hati yang lara.
Jember, 12 Januari 2017 | 8.46 am
S.
Comments
Post a Comment