Skip to main content

Semoga

Saya pikir setiap manusia akan selalu berusaha mencari penyelesaian dari masalahnya. Tapi tak jarang pula mereka yang membenarkan segala cara, hanya untuk menutupi kebenaran yang tidak bisa mereka terima. Dan mungkin saya pernah melakukannya, sengaja maupun tidak. Saya tidak tahu apakah kemudian solusi yang saya pilih ini benar adanya, atau saya hanya berlindung pada kebenaran yang saya setujui sendiri.

Saya tidak mau menjadi seorang pendendam. Saya tidak mau lagi lari dari seseorang. Saya ingin mencoba menghadapi semuanya. Bagaimana bisa? Bisa saja. Saya ingin mengembalikan semua kepada-Nya. Saya hanya yakin ini semua tidak lepas dari kehendaknya. Bahkan daun jatuh sekalipun, Ia ikut campur tangan. Terkesan naif? Biarlah. Karena hanya ini yang bisa saya lakukan. Ini tidak akan pernah benar-benar selesai, sampai saya benar-benar mengikhlaskan semuanya. Ini cara yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki diri saya sendiri.

Memikirkan lagi kejadian-kejadian menyedihkan, tidak membuat saya semakin ikhlas. Maka saya mulai memikirkan kejadian-kejadian yang bahagia saja. Yang menyedihkan, yang mengecewakan, biarlah menjadi pelajaran bagi saya. Saya memang gagal, tapi saya berproses. Apa-apa yang saya alami, pasti memiliki alasan kenapa bisa terjadi. Saya ganti kacamata saya. Setidaknya dengan itu bisa membuat saya lebih pandai bersyukur.

Saya ingin berdamai dengan diri saya. Saya ingin berdamai dengan kesalahan-kesalahan saya.
Berdamai dengan takdir saya.

Maka biarlah saya tumbuh menjadi apa adanya saya. Saya tidak ingin berdebat lagi mempermasalahkan siapa yang benar dan salah. Saya tidak bisa memaksakan seseorang untuk jujur kepada saya. Pun saya tidak bisa mencegah ketika mereka menunjukkan kenyataan yang sebaliknya. Saya tahu tidak ada yang tinggal diam atas itu semua.

Saya pernah sampaikan ini sebelumnya. Dan semoga ini yang akan terus saya ulangi. Saya ingin berterimakasih atas segala kasih yang saya terima selama ini. Indah sekali bila diingat. Dan biarlah tetap menjadi indah untuk dikenang.

Saya tidak bisa menyalahkan dan membenarkan. Pun saya tidak tahu bagaimana benar yang sebenarnya. Saya hanya tahu bahwa setiap manusia diciptakan dengan keunikannya masing-masing. Bahkan banyak yang merasa ataupun terlihat seperti memiliki dunianya masing-masing. Maka nikmatilah duniamu. Tidak ada yang tahu dunia siapa yang paling benar. Tapi kita masih bisa berusaha untuk mencari tahu. Karena hati harusnya tidak pernah menipu.

Kita tumbuh, kita berubah. Dan semoga akan selalu mengarah pada kebaikan, meskipun sempat menyimpang. Semoga lapang hati kita. Semoga semakin jujur dengan diri sendiri. Semoga selalu ada jalan untuk menyelesaikan apa yang belum selesai. Semoga tidak ada lagi yang sakit. Semoga, semoga dan semoga.
Biarlah menjadi solusi dari hati yang lara.




Jember, 12 Januari 2017 | 8.46 am
S.

Comments

Popular posts from this blog

Ahmad (V)

“Sampai waktu membawaku kembali padamu. Perlahan mengikis luka dan cerita sendu. Lalu bersama memintai doa, kiranya diamini semesta.” Berdamai dengan diri sendiri adalah sesuatu yang sedang aku pelajari sejak kepergianmu saat itu. Aku marah padamu, bahkan juga pada Tuhan. Aku marah atas sikapmu. Aku marah pada keadaan. Aku marah, kenapa aku dipertemukan denganmu, kalau akhirnya kau pergi juga? Lalu apa bedanya kamu dengan sebelummu? Lalu lari kemana doa-doaku? Semakin aku marah, semakin aku ingin menjadi egois. Bersikeras untuk acuh kepadamu. Tidak peduli apapun cerita tentangmu. Tidak peduli dengan cibiran orang-orang. Seolah aku berdiri sendiri, menutup telinga dari saran-saran bijak sekalipun. Mereka hanya tidak tahu bagaimana rasanya, pikirku saat itu. Tapi semakin aku marah, justru hatiku semakin sakit. Justru aku tidak berhenti memikirkannya sepanjang hari. Dan justru aku diam-diam mencari tahu tentangmu, yang nyatanya membuatku semakin sakit. Lalu aku merasa ...

Sebelah Mata

Hari ini saya dan teman-teman foto angkatan untuk kedua kalinya. Pertanda bahwa kami sudah dipenghujung perjuangan menjadi seorang mahasiswa. Foto angkatan pertama kali, kami lakukan pada saat menjadi maba. Sengaja kami ambil spot foto yang sama, dengan tema yang sama, dan posisi duduk yang sama, dengan foto 3 tahun lalu. Sejenak saya pandangi teman-teman saya. Begitu banyak hal yang berubah selama 3 tahun ini. Dulunya, teman di depan saya ini tidak begitu memperhatikan penampilan. Tapi lihatlah! Sekarang malah dia yang selalu tampil stylist , bahkan untuk datang kuliah yang hanya 1 matkul sekalipun. Teman saya di ujung sana, dulunya pendiam sekali. Tapi lihatlah! Sekarang justru dia yang sibuk mengajak selfie bersama teman-teman yang lain. Ada lagi yang di sebelah saya ini. Dulu dia sukanya pakai celana jeans ketat. Tapi lihatlah! Bahkan sekarang saya sudah tidak bisa melihat gerak-gerik mulutnya saat dia berbicara . People change. And so do i. Saya flashback ke masa-masa s...

Tentang Sajadah

Hai Blogger! Assalamualaikum.. Apa kabar? Semoga Allah selalu memberikan kita karunia berupa kesehatan dan kekuatan dalam iman islam. Aamiin ya Rabb.. Alhamdulillah, kini tiba saatnya kita menyambut hari kemenangan. Setelah sebulan lamanya menahan lapar dan dahaga. Sebulan lamanya menahan diri dari godaan hawa nafsu dunia. Semoga Allah senantiasa menerima amal ibadah kita. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H ya :) Mohon maaf yg sebesar-besarnya jika ada salah kata dan tingkah laku yg kurang berkenan selama ini. Semoga Allah meluruhkan dosa-dosa kita. Aamiin.. Maaf, agaknya 2 postingan di awal hari ini terkesan sok alim nan suci. Sungguh tidak ada maksud demikian. Ah, biarlah Allah yang menilai. Jadi begini saudaraku, kali ini aku ingin membagi sedikit isi otak ku berkenaan dengan sholat ied nanti. Semoga yg sedikit ini bermanfaat ya. Ini tentang sajadah. Hingga detik ini, masih banyak orang-orang non muslim yang menginginkan perpecahan islam. Segala cara dilakukan, sepert...